Remaja adalah merupakan masa transisi atau masa peralihan
dari anak menuju dewasa, masa anak dan masa remaja tidak terdapat batasan yang
jelas,namun nampak adanya suatu gejala yang timbul tiba-tiba dalam permulaan
masa remaja: yaitu gejala timbulnya seksualitas/genital,hingga masa remaja ini
disebut masa pubertas.
Pada masa inilah setiap orang sering mengalami yang namanya
krisis identitas diri atau tidak mengetahui jati dirinya sendiri,maka sering
kali apabila pada masa ini gagal dalam mencarinya bisa berakibat fatal pada
masa berikutnya ataupun pada saat masa ini sedang dijalankan. Remaja sering
ingin mengetahui dan mencoba hal-hal yang baru tanpa menyaring terlebih dulu
mana yang baik dan buruk yang penting tau,dan remaja biasa cenderung belum bisa
memutuskan atau masih sulit dalam mengambil keputusan (Lewin,1939) Diambil dari
Monks Dkk.
Pornografi memang mirip wabah penyakit karena itu perlu
vaksin baru yang lebih mujarab untuk menghambat penyebaran atau peredaranya.
Sudah barang tentu faktor pembawa virus atau kuman penyakit sangat keberatan
dan akan mati-matian menolak peredaran vaksin baru yang lebih mujarab.
Anehnya,ada diantara teman kita yang merasa sehat,yakin
tidak tertular,membuat slogan menolak penyakit itu.namun mati-matian menolak
peredaran vaksin baru,persis anak-anak yang menolak di suntik dan di beri obat
dengan alasan bermacam-macam.
Memprihatinkan! Kata yang sepantasnya dikatakan untuk
menyikapi kasus tersebut diatas. Belum lama heboh kasus penayangan video porno
yang pelakunya oleh seorang anggota DPR Yahya zaini dengan penyanyi Dangdut
Maria eva reda dibicarakan,kini masyarakat di Kendal Jawa Tengah mulai
dikejutkan lagi dengan beredarnya VCD yang berisi adegan serupa atau adegan
mesum dilakukan oleh pasangan pelajar,ini benar-benar sudah memprihatinkan.
Yang lebih memprihatikan lagi,pelaku sekarang sedang duduk
di bangku kelas 3 SMA yang sebentar lagi akan melaksanakan ujian akhir,apakah
hal ini tidak mencoreng nama dunia pendidikan kita,yang sebetulnya mereka harus
belajar untuk menghadapi ujian tapi,yang terjadi apa?mereka malah berbuat hal
yang tidak bermoral yang justru merugikan bagi mereka.
Orang-orang terdidik yang seharusnya menjadi penopang
harapan bangsa justru malah menodainya dengan tingkahlakunya yang tidak
bermoral. Dunia pendidikan di negara kita memang sedang memprihatinkan,tiga
tahun belakangan ini banyak pelajar kita yang tidak lulus ujian,di tambah lagi
dengan maraknya peredaran video-video porno yang pelakunya justru para pelajar
atau remaja.
Memang kita sadari bahwa masa Remaja adalah masa yang
mempunyai arti khusus,mengapa disebut demikian karena masa remaja adalah masa
peralihan dari masa anak menuju kemasa dewasa atau bisa disebut masa pubertas
atau masa transisi.
Masa remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas.Ia
tidak termasuk golongan anak,tetapi ia tidak pula termasuk golongan orang
dewasa.Remaja masih belum mampu untuk mengatasi fungsi-fungsi fisik maupun
psikisnya(Calon,1953) Diambil dari Monks Dkk.
Remaja biasa diselimuti dengan rasa ingin tau dan ingin
mencoba hal-hal yang baru,untuk mencari identitas diri,karena masa remaja bisa
kita sebut dengan masa Krisis Identitas deri,sehingga remaja akan mencari
identitas dirinya dengan meniru memodel,imitasi tingkahlaku orang lain yang di
lihat,dilakukan secara sadar atau tidak contohnya:orang tua,orang yang lebih
dewasa,artis-artis,tokoh idola dsb.(Bandura dan Walters,1963) Diambil Dari
Monks Dkk.
Dalam menganalisa kasus tersebut diatas,saya mencoba
menggunakan metode Behavioral Educational psychology,pada umumnya
behavioral atau tingkah laku semula dianggap genetik,akan tetapi dalam banyak
penelitian empiriks menyimpulkan bahwa perilaku ialah senantiasa akan berkaitan
erat dengan lingkungan.
Behavior mengacu pada hampir semua aktivitas
dan tingkah laku manusia,termasuk dalam berbagai bidang,seperti proses
fisiologis,psikologis dan biokimiawi dasar. Hal ini dalam metode behavior
menyebutkan bahwa kita dapat belajar untuk mengendalikan banyak aktivitas
fisiologis orang yang sebelumnya belum ada yang memikirkan atau sama sekali
belum terpikirkan dikalangan terpelajar. Kajian psikologis sangat luas yang
didasarkan pada pendekatan aktivitas manusia yang meancoba menjelaskan perilaku
terhadap beberapa prinsip kesederhanaan.
Kata “behavior” harus tidak dikacaukan dengan
pemahaman penggunaan bahasa yang sering kita gunakan sehari-hari,sebab perilaku
itu banyak konotasi dan intrepretasi lainya,oleh karena itu perilaku itu
digunakan khusus dalam perubahan perilaku dengan tujuan ilmiah yang teraplikasi
dalam kehidupan sehari-hari atau dalam artilain tidak hanya dengan melihat
tetapi juga diamati dan juga dipelajari. Behavior merupakan suatu ilmu dalam
ilmu psikologis yang mana secara alami kompatibel dengan pendidikan dan secara
alami cenderung untuk memperlihatkan berbagai hal yang berkaitan dengan dunia
belajar.
Prinsip utama yang harus dilakukan dalam psikologi
behavior berlaku umum untuk semua strata dalam pendidikan,sebagaimana penguatan
atau reinforcement juga diberlakukan demikian. Reinforcement ialah suatu
konsekuensi atau tanggung jawab dari suatu tindakan yang dibuat bahwa tindakan
lebih memungkinkan untuk diulangi lagi.
Penguatan ialah serupa dengan reward atau
hadiah,penghargaan. Gagasanya ialah tidak terlalu berlebihan atau sederhana tetapi
bisa bermacam-macam variasinya. Ada banyak jalan untuk menggolongkan penguatan
atau reinforcement dan kategorinya. Perbedaan yang instrinsik dan ekstrinsik di
dasarkan dari apakah perilaku seseorang terjadi penguatan dalam dirinya sendiri
atau apakah penguatan itu dikarenakan oleh reward atau hadiah,penghargaan
itulah yang bukan merupakan bagian integral dari perilaku atau tingkah laku
sebenarnya (Robert,1975).
Maka suatu tingkah laku dapat dipelajari
dengan”melihat”saja. Dalam hal kasus ini,memungkinkan pelaku juga melakukan hal
yang serupa,mereka ikut-ikutan atau meniru dari tokoh idola mereka melakukannya
kemudia mereka menirunya tanpa memikirkan sebab dan akibatnya. Atau bisa jadi
sipelaku mempunyai sikap yang agresif,hanya dengan pernah melihat ia akan
menirunya.
Dikatakan oleh Bandura untuk dapat meniru model dengan baik
harus ada 4 persyaratan yang harus di penuhi oleh sipenirunya, yaitu:
Ø Perhatian(suatu model tidak akan
bisa ditiru bila tidak diadakan pengamatan.
Ø Retensi atau disimpan dalam
ingatan(tingkah laku harus dilihat dan diingat kembali).
Ø Reproduksi motoris(untuk dapat
meniru dengan baik seseorang harus memiliki kemampuan motorik).
Ø Reinforsemen dan motivasi(orang yang
menirukan harus melihat tingkah laku itu sebagai tingkah laku yang terpuji dan
bermotivasi untuk menirukanya).
Dari hal di atas kita bisa mengetahui bahwa tindakan yang di
lakukan sipelaku adegan video porno belum bisa memenuhi persyaratan dalam hal
memodel,buktinya mereka melakukan peniruan yang salah atau melenceng sehingga
menyebabkan hal yang negatif. Dalam saya menganalisa kasus ini,saya dapat
menangkap bahwa sipelaku dalam melakukan tindakan ini merupakan tingkahlaku
agresi yang berasal dari kepribadianya yang tampak.
Ada beberapa faktor biologis yang mempengaruhi perilaku
agresi (Davidoff, 1991) Diambil dari Walgito,Bimo.
1) Gen
tampaknya berpengaruh pada pembentukan sistem neural otak yang mengatur
perilaku agresi. Dari penelitian yang dilakukan terhadap binatang, mulai dari
yang sulit sampai yang paling mudah dipancing amarahnya, faktor keturunan
tampaknya membuat hewan jantan yang berasal dari berbagai jenis lebih mudah
marah dibandingkan betinanya.
2) Sistem otak
yang tidak terlibat dalam agresi ternyata dapat memperkuat atau menghambat
sirkuit neural yang mengendalikan agresi. Pada hewan sederhana marah dapat
dihambat atau ditingkatkan dengan merangsang sistem limbik (daerah yang
menimbulkan kenikmatan pada manusia) sehingga muncul hubungan timbal balik
antara kenikmatan dan kekejaman. Prescott (Davidoff, 1991) menyatakan bahwa
orang yang berorientasi pada kenikmatan akan sedikit melakukan agresi sedangkan
orang yang tidak pernah mengalami kesenangan, kegembiraan atau santai cenderung
untuk melakukan kekejaman dan penghancuran (agresi). Prescott yakin bahwa
keinginan yang kuat untuk menghancurkan disebabkan oleh ketidakmampuan untuk
menikmati sesuatu hal yang disebabkan cedera otak karena kurang rangsangan
sewaktu bayi.
3) Kimia darah.
Kimia darah (khususnya hormon seks yang sebagian ditentukan faktor keturunan)
juga dapat mempengaruhi perilaku agresi. Dalam suatu eksperimen ilmuwan
menyuntikan hormon testosteron pada tikus dan beberapa hewan lain
(testosteron merupakan hormon androgen utama yang memberikan ciri kelamin
jantan) maka tikus-tikus tersebut berkelahi semakin sering dan lebih kuat.
Sewaktu testosteron dikurangi hewan tersebut menjadi lembut. Kenyataan
menunjukkan bahwa anak banteng jantan yang sudah dikebiri (dipotong alat
kelaminnya) akan menjadi jinak. Sedangkan pada wanita yang sedang mengalami
masa haid, kadar hormon kewanitaan yaitu estrogen dan progresteron
menurun jumlahnya akibatnya banyak wanita melaporkan bahwa perasaan mereka
mudah tersinggung, gelisah, tegang dan bermusuhan. Selain itu banyak wanita
yang melakukan pelanggaran hukum (melakukan tindakan agresi) pada saat
berlangsungnya siklus haid ini.
Salah satu pandangan berpendapat bahwa manusia itu
merupakan individu yang mempunyai dorongan – dorongan atau keiginan – keinginan
yang pada prinsipnya membutuhkan pemuasan atau pemenuhan. Tetapi dalam
kenyataanya tidak semua dorongan atau seua kenginan itu dapat dilaksanakan
dengan secara baik. Dorongan yang tidak memperoleh pelepasan atau tidak dapat
dipenuhi,terdorong dan tersimpan dalam bawah sadar,yang pada suatu ketika akan
muncul kembali diatas sadar bila keadaaan memungkinkan. Salah satu pendapat
yang dikemukakan oleh (FREUD) Diambil dari Monks Dkk.menyatakan bahwa struktur
pribadi manusia itu terdiri dari 3(Tiga)bagian, yaitu:
1. DAS ES (THE ID)
Yaitu komponen
yang mendorong keninginan – keinginan,nafsu – nafsu yang ingin segera dipuaskan
atau di realisasikan maka di sebut PRINSIP KEPUASAN dan PRINSIP KEINGINAN untuk
mencapai kepuasan.
2.
DAS ICH(THE
EGO)
Yaitu merupakan
kemampuan menyesuaikan dengan lingkungan atau dengan realitas atau sesuai
dengan realitas yang ada,karena itu merupakan kontrol yang memisahkan diri
dengan realitas maka disebut PRINSIP REALITAS,karena dariitu,sering antara EGO
dan ID berlawanan atau tidak sesuai karena ID ingin segera dipuaskan tapi,di
kontrol dengan EGO sehingga bisa menjadi konflik.
3.
DAS UBER
ICH(THE SUPER EGO)
Yaitu merupakan
kata hati,yang berhubungan dengan moral baik buruk.
Dalam kaitanya dengan kasus yang saya angkat, dari
perbuatan atau tindakan yang dilakukan sangat erat kaitanya dengan kepribadiaan
sipelakunya. Kepribadian yang baik atau buruk akan muncul dengan sendirinya
tanpa kita sadari. Terbentuknya kepriadiaan seseorang sebetulnya diawali oleh
lingkungan keluarga,yang mana dalam pendidikan keluarga peran serta orang
tua(Bapak,Ibu) menjadi sangat penting dalam menentukanya. Keluarga sebagai
sumber pengetahuan dan informasi sianak. Pada usia remaja memang anak perlu
pengetahuan dan informasi mengenai hubungan seks atau pornografi,yang semuanya
itu akan menjadi pembelajaran bagi sianak.
Kesimpulan dari kasus diatas? Kita tidak dapat
mengingkari kenyataan atau fakta bahwa remaja membutuhkan suatu pengetahuan dan
informasi tentang hubungan seks atau pornografi,yang nantinya akan menjadi
pembelajaran bagi mereka. Tetapi dalam kaitanya dengan hal diatas keluargalah
yang seharusnya menjadi pemroses pembelajaran bagi mereka. Maka,sudah saatnya
peran serta keluarga menjadi sangat penting dalam memfasilitasinya.
Keluarga menjadi segala-galanya,menjadi pusat model,informasi
dan pengetahuan,di samping keluarga juga di butuhkan peran serta guru disekolah
sebagai seorang pendidik diharapkan mampu untuk memberi informasi dan
pengetahan yang posiif tentang hal tersebut.
Remaja adalah ujung tombak dalam menentukan nasib masa
depan sejarah dan penentu kemajuan bangsa, remaja rusak berarti kita teah gagal
dalam menyiapkan generasi-generasi penerus bangsa. Oleh karena itu selamatkan
kemajuan bangsa dengan mencetak generasi atau remaja yang berkwalitas.
DAFTAR
PUSTAKA
Monks,Dkk.1998. Psikologi
Perkembangan pengantar dalam berbagai bagian. Gadjah Mada University Press.
Robert,Thomas B.1975.Four
Psychologies Applied To Education :Freudian,Behavioral,Humanistik,Transpersonal.Schenkman
Publishing Company.New York.
Walgito,Bimo.1990. Psikologi
Sosial Suatu Pengantar. (Edisi Revisi). Penerbit ANDI Yogyakarta.
0 komentar:
Posting Komentar