Jumat, 19 Desember 2014

Konsep kurikulum subjek akademik ( Rasionalisasi)

Dalam pengertian tradisional, kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus di tempuh peserta didik untuk memperoleh  ijazah. 

Pengertian kurikulum ini tergolong tradisional karena bersumber dari alairan pendidikan tradisional (klasik). Implikasinya adalah kurikulum harus menyediakan seperangkat mata pelajaran yang terpisah-pisah antara satu dengan lainya. Isi mata pelajaran itu adalah pengetahuan. Pengetahhuan merupakan inti dari model konsep kurikulum subjek akademik. Dilihat dari aliran pendidikan yang melatarbelakanginya, yaitu pendidikan klasik tradisional. Maka konsep kurikulum ini tentu di anggap paling tertua/lama. Meskipun demikian, sampai sekarang model konsep kurikulum ini masih banyak digunakan di setiap negara termasuk Indonesia. 

Kurikulum rassionalisasi atau subjek akademik berisi tentang pengetahuan. Pengetahuan merupakan warisan budaya pada masa lampau dan akan tetap diwariskan kepada generasi yang akan datang,. Selagi manusia ada di bumi, selagi itu pula ia harus mempelajari pengatahuan. Pengetahuan itu telah disusun oleh para ahli secara sistematis, logis, dan solid dalam bentuk mata pelajaran, seperti mata pelajaran sejarah, geografi, fisika, kimia, biologi dan sebagainya. Tujuanya adalah agar peserat didik menguassai pengetahhuan. Dengan demikian pendidikan lebih bersifat pengembangan intelektual.  

Kurikulum ini lebih menekankan isi (content). Kegiatan b lajar lebih banyak diarahkan untuk menguasai isi sebanyak- banyaknya. Isi kurikulum di ambil dari disiplin-disiplin ilmu yang telah direorganisasi sesuai dengan dengan tujuan pendidikan guru harus menguasai seluruh pengetauan yang merupakan isi pendidikan guru harus dapat menyampaikan materi/isi kepada siswa dengan baik . guru memiliki peran utama dan pertama, karena dia menjadi figur sentral dalam proses pembelajaran.  

Menurut S. Nasution (1991), konsep kurikulum subjek akademik bertujuan untuk “menghasikan ilmuan yang bermutu tinggi dengan mengarjakan pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip fundamental disiplin ilmu, menganjurkan proses penelitian dan penemuan, dan memberikan kurikulum yang didasarkan atas disiplin ilmu yang terdiri karena tiap disiplin mempunyai metode penelitian yang khusus” 

Jerome Bruner dalam salah satu bukunya yang terkenal, yaitu the process of education menjelaskan bahwa dalam mempelajari suatu disiplin ilmu harus di utamakan pemahaman kosep dan struktur disiplin. Ini penting agar pengembang kurikulum dapat memahami berbagi konsep, prinsip, fakta, pristiwa dan sebagainya. Disini dalam konsep kurikulum subjek akademik, para ahli dari berbagai disiplin ilmu memiliki peran yang sangat dominan dan strategis, terutama dalam menentukan tujuan, bahan/isi, proses pembelajaran, dan sistem penilaian. Sebaliknya, peran guru dan kepala sekolah menjadi terabaikan. dalam implementasi dan pembelajaranya, peran guru justru menjadi utamadan pertama. Singkatnya untuk mempelajari bidang ilmu, maka pelajarilah disiplin. Jerome bruner juga menyarankan agar dalam mempelajari struktur dari suatau disiplin ilmu dapat menggunakan metode penemuan (method of discovery) .

ditinjaun dari kerangka dadsar kurikulum, konsep kurikulum subjek akademik memiliki karakteristik tertentu, antara lain:

a. Tujuan, yaitu mengembangkan kemampuan intelektual anak melalui penguasaan disiplin ilmu.

b. Isi/ mutuhan anak.

c.  materi, yaitu mengambil dari berbagai disiplin ilmu yang telah disusun oleh para ahli, kemudian direorganisasi sesuai kebutuhan pendidik. Organnisasi materi yang digunakan adalah unified atau concentrated, intergrated, correlated, dan problem solving.

d. Metode, yaitu menggunakan metode ekspositori, inkuiri-diskoveri dan pemecahan masalah.

e. Evaluasi, yaitu  menggunakan bentuk dan jenis evaluasi yang bervariasi, seperti formatif dan sumatif., tes dan nnon tes. Evaluasi lebih mengutamakan hasil sesuai dengan kriteria pencapaian.

Konsep kurikulum ini mendapat kritikan tajam dari berbagai aliran pendidikan yang lain. Kritik tersebut sekaligus menunjukan kelemahan konsep kurikulum ini. 

Beberapa kritikan yang banyak dikemukakan, antara lain:

a. Konsep kurikulum ini terlalu menonjolkan domain kognitif –akademis sehingga domain afektif, psikomotor, sosial, emmosional menjadi terabaikan.

b. Konsep yang dikembangkan oleh para ahli belum tentu sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.

c. Tidak semua peserta didik dapat memahami dan menggunakan metode ilmiah untuk mempelajari disiplin ilmu,

d.  Tidak semua anak dapat menjadi ilmuan profesioanal,

e. Guru tidak atau  jarang terlibat dalam penelitian karena tidak menguasai metode ilmiah (scientific method)

0 komentar: