Dalam
pengertian tradisional, kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus di
tempuh peserta didik untuk memperoleh
ijazah.
Pengertian
kurikulum ini tergolong tradisional karena bersumber dari alairan pendidikan
tradisional (klasik). Implikasinya adalah kurikulum harus menyediakan
seperangkat mata pelajaran yang terpisah-pisah antara satu dengan lainya. Isi
mata pelajaran itu adalah pengetahuan. Pengetahhuan merupakan inti dari model
konsep kurikulum subjek akademik. Dilihat dari aliran pendidikan yang
melatarbelakanginya, yaitu pendidikan klasik tradisional. Maka konsep kurikulum
ini tentu di anggap paling tertua/lama. Meskipun demikian, sampai sekarang
model konsep kurikulum ini masih banyak digunakan di setiap negara termasuk
Indonesia.
Kurikulum
rassionalisasi atau subjek akademik berisi tentang pengetahuan. Pengetahuan
merupakan warisan budaya pada masa lampau dan akan tetap diwariskan kepada
generasi yang akan datang,. Selagi manusia ada di bumi, selagi itu pula ia
harus mempelajari pengatahuan. Pengetahuan itu telah disusun oleh para ahli
secara sistematis, logis, dan solid dalam bentuk mata pelajaran, seperti mata
pelajaran sejarah, geografi, fisika, kimia, biologi dan sebagainya. Tujuanya
adalah agar peserat didik menguassai pengetahhuan. Dengan demikian pendidikan
lebih bersifat pengembangan intelektual.
Kurikulum
ini lebih menekankan isi (content). Kegiatan b lajar lebih banyak diarahkan
untuk menguasai isi sebanyak- banyaknya. Isi kurikulum di ambil dari
disiplin-disiplin ilmu yang telah direorganisasi sesuai dengan dengan tujuan
pendidikan guru harus menguasai seluruh pengetauan yang merupakan isi
pendidikan guru harus dapat menyampaikan materi/isi kepada siswa dengan baik .
guru memiliki peran utama dan pertama, karena dia menjadi figur sentral dalam
proses pembelajaran.
Menurut
S. Nasution (1991), konsep kurikulum subjek akademik bertujuan untuk
“menghasikan ilmuan yang bermutu tinggi dengan mengarjakan pemahaman yang
mendalam tentang prinsip-prinsip fundamental disiplin ilmu, menganjurkan proses
penelitian dan penemuan, dan memberikan kurikulum yang didasarkan atas disiplin
ilmu yang terdiri karena tiap disiplin mempunyai metode penelitian yang khusus”
Jerome
Bruner dalam salah satu bukunya yang terkenal, yaitu the process of education menjelaskan
bahwa dalam mempelajari suatu disiplin ilmu harus di utamakan pemahaman kosep
dan struktur disiplin. Ini penting agar pengembang kurikulum dapat memahami
berbagi konsep, prinsip, fakta, pristiwa dan sebagainya. Disini dalam konsep
kurikulum subjek akademik, para ahli dari berbagai disiplin ilmu memiliki peran
yang sangat dominan dan strategis, terutama dalam menentukan tujuan, bahan/isi,
proses pembelajaran, dan sistem penilaian. Sebaliknya, peran guru dan kepala
sekolah menjadi terabaikan. dalam implementasi dan pembelajaranya, peran guru
justru menjadi utamadan pertama. Singkatnya untuk mempelajari bidang ilmu, maka
pelajarilah disiplin. Jerome bruner juga menyarankan agar dalam mempelajari
struktur dari suatau disiplin ilmu dapat menggunakan metode penemuan (method of discovery) .
ditinjaun dari kerangka dadsar kurikulum, konsep kurikulum subjek akademik memiliki karakteristik tertentu, antara lain:
ditinjaun dari kerangka dadsar kurikulum, konsep kurikulum subjek akademik memiliki karakteristik tertentu, antara lain:
a. Tujuan, yaitu mengembangkan kemampuan intelektual anak melalui
penguasaan disiplin ilmu.
b. Isi/ mutuhan anak.
c. materi, yaitu mengambil dari berbagai disiplin ilmu yang telah
disusun oleh para ahli, kemudian direorganisasi sesuai kebutuhan pendidik.
Organnisasi materi yang digunakan adalah unified
atau concentrated, intergrated,
correlated, dan problem solving.
d. Metode, yaitu menggunakan metode ekspositori, inkuiri-diskoveri
dan pemecahan masalah.
e. Evaluasi, yaitu
menggunakan bentuk dan jenis evaluasi yang bervariasi, seperti formatif
dan sumatif., tes dan nnon tes. Evaluasi lebih mengutamakan hasil sesuai dengan
kriteria pencapaian.
Konsep kurikulum ini mendapat kritikan tajam dari berbagai aliran pendidikan yang lain. Kritik tersebut sekaligus menunjukan kelemahan konsep kurikulum ini.
Konsep kurikulum ini mendapat kritikan tajam dari berbagai aliran pendidikan yang lain. Kritik tersebut sekaligus menunjukan kelemahan konsep kurikulum ini.
Beberapa kritikan yang banyak dikemukakan, antara lain:
a. Konsep kurikulum ini terlalu menonjolkan domain kognitif
–akademis sehingga domain afektif, psikomotor, sosial, emmosional menjadi
terabaikan.
b. Konsep yang dikembangkan oleh para ahli belum tentu sesuai
dengan minat dan kebutuhan anak.
c. Tidak semua peserta didik dapat memahami dan menggunakan metode
ilmiah untuk mempelajari disiplin ilmu,
d. Tidak semua anak dapat menjadi ilmuan profesioanal,
e. Guru tidak atau jarang
terlibat dalam penelitian karena tidak menguasai metode ilmiah (scientific method)
0 komentar:
Posting Komentar