Kurikulum
ini lebih mengutamakan perkembangan anak sebagai individudalam segala aspek
kpribadianya. Konsep ini banyak di anut oleh berbagai aliran, mulai dari
pengikut psikologo gastalt sampai yang berpendirian radikal, termassuk penganut
mistik. Anak mmerupakan satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh. Tujjuan
pendidikan adalah untuk membina anak secara utuh., baik fisik, mental,
intelektual, maupun aspek-aspek afektif lainya. Seperti sikap, minat, bakat,
motivasi, emosi, perasaan dan nilai. Kurikulum ini sesuai dengan kurikulum
transformasi. Konsep kurikulum humanistik sebenarnyamerupakan refleksi dari
falsafah John Dewey yang menekankan
bahwa tugas pendidikan yang utama adalah mengembangkan anak sebagai individu
selain sebagai makhluk sosial. Anak mempunyai potensi, kemampuan dan kekuatan
yang dapat dikembangkan.
Kurikulum humanistik bersumber dari aliran pendidikan humanistik, mereka sangat menentang pendidikan yang lebih mengutamakan intelektual. Mereka juga menolak pendekatan pembelajaran yang bersifat teacher centered. Kurikulum humanistik jusrtu lebih mengutamakan aktualisasi dadri (self-actualization) anak. Sebagaimana ditegaskan Mc. Neil bahwa “the new humanists are self actualizers who see curriculum as a liberating proces that can meet the need for growth and personal integrity”. konsep ini dapat di aplikasikan jika dalam sistem pendidikan dapat mangembangkan kemampuan dan potensi anak terutama imajinasinyayang kreatif. Peserta didik harus diberikan kebebasan, kemandirian, hak untuk menemukan diri serta pengembangan kemampuan fisik dan emosionalnya. Anak harus dipandang sebagai suatu keseluruhan bukan bagian yang terpisah-pisah.
Menurut Nana Sy. Sukmadinata (2005) terdapat beberapa aliran yang termasuk dalam pendidikan humanistik, yaitu “konfluen, kritikisme, radikal, dan mistikisme modern”. Pendidikan konfluen menekankan keutuhan pribadi, individu harus merespons secara utuh, baik pikiran, perasaan, maupun tindakan terhadap kesatuan yang menyeluruh dari dari aliran naturalisme atau romanisme Rousseau. Mereka memandang pendidikan sebagai upaya untuk membantu anak untuk menemukan dan mengembangkan sendiri segala potensi yang dimilikinya. Pendidikan menciptakan stuasi yang memungkinkan anak berkembang optimal. Dalam pendidikan tidak ada pamaksaan, yang ada adalah dorongan dan rangsangan untuk berkembang. Misikisme adalah aliran yang menekankan latihan dan mengembangkan kepekaan perasaan, kehalusan budi pekerti melalui sensivity trainin, yoga, meditasi, dan sebagainya.
Kurikulum humanistik bersifat child-centered yang menekankan ekspresi secara kreatif, individulitas, dan aktivitas pertumbuhan dari dalam, bebas paksaan dari luar. Kurikulum ini memadukan antaradomain kognitif dan domain afektif sehingga apa yang dipelajari anak mempunyai makna secara pribadi.
Menurut Mc. Neil ciri-ciri kurikulum humanistik adalah sebagai berikut:
Kurikulum humanistik bersumber dari aliran pendidikan humanistik, mereka sangat menentang pendidikan yang lebih mengutamakan intelektual. Mereka juga menolak pendekatan pembelajaran yang bersifat teacher centered. Kurikulum humanistik jusrtu lebih mengutamakan aktualisasi dadri (self-actualization) anak. Sebagaimana ditegaskan Mc. Neil bahwa “the new humanists are self actualizers who see curriculum as a liberating proces that can meet the need for growth and personal integrity”. konsep ini dapat di aplikasikan jika dalam sistem pendidikan dapat mangembangkan kemampuan dan potensi anak terutama imajinasinyayang kreatif. Peserta didik harus diberikan kebebasan, kemandirian, hak untuk menemukan diri serta pengembangan kemampuan fisik dan emosionalnya. Anak harus dipandang sebagai suatu keseluruhan bukan bagian yang terpisah-pisah.
Menurut Nana Sy. Sukmadinata (2005) terdapat beberapa aliran yang termasuk dalam pendidikan humanistik, yaitu “konfluen, kritikisme, radikal, dan mistikisme modern”. Pendidikan konfluen menekankan keutuhan pribadi, individu harus merespons secara utuh, baik pikiran, perasaan, maupun tindakan terhadap kesatuan yang menyeluruh dari dari aliran naturalisme atau romanisme Rousseau. Mereka memandang pendidikan sebagai upaya untuk membantu anak untuk menemukan dan mengembangkan sendiri segala potensi yang dimilikinya. Pendidikan menciptakan stuasi yang memungkinkan anak berkembang optimal. Dalam pendidikan tidak ada pamaksaan, yang ada adalah dorongan dan rangsangan untuk berkembang. Misikisme adalah aliran yang menekankan latihan dan mengembangkan kepekaan perasaan, kehalusan budi pekerti melalui sensivity trainin, yoga, meditasi, dan sebagainya.
Kurikulum humanistik bersifat child-centered yang menekankan ekspresi secara kreatif, individulitas, dan aktivitas pertumbuhan dari dalam, bebas paksaan dari luar. Kurikulum ini memadukan antaradomain kognitif dan domain afektif sehingga apa yang dipelajari anak mempunyai makna secara pribadi.
Menurut Mc. Neil ciri-ciri kurikulum humanistik adalah sebagai berikut:
a. Partisipasi, artinya peserta didik terlibat secara aktif
merundingkan apa yang dipelajarinya. Tidak ada paksaan secara otoriter dan
unilateral,
b. Integrasi, artinya ada interpenetrasi dan integrasi antara
pikiran, perasaan, dan tindakan (kognitif, afektif, dan psikomotor)
c. Relevansi, artinya terdapat bkesesuaian antara materi pelajarn
dan kebutuhan pokok serta kehidupan anak ditinjau dari segi emosional dan
intelektual,
d. Diri anak, merupakan sasaran utama yang harus dipelajari agar
anak dapat mengenal dirinya,
e. Tujuan, yaitu mengembangkan diri anak, sebagai suatu keseluruhan
(pribadi yang utuh) dalam masyarakat manusiawi.
0 komentar:
Posting Komentar